Senin, 25 Februari 2019

TSJ (Transport Layer)

TRANSPORT LAYER

·         DEFINISI
Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduannya. Layer ini bertugas untuk memecah data dan membangun kembali data yang di terima dari application layer ke dalam aliran  data yang sama antara sumber dan pengirim data.
·          LAYANAN PADA TRANSPORT LAYER
Flow control
lapisan transport bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control).  Flow control mencegah host pengirim membanjiri (overflowing) buffer di host penerima (suatu kejadian yang dapat mengakibatkan data hilang atau rusak). Tingkat transmisi data antara dua node kadang-kadang harus dikelola untuk mencegah pengirim cepat dari transmisi data lebih banyak daripada yang dapat didukung oleh data buffer menerima, menyebabkan buffer overrun. Ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi buffer underrun
Reliabilitas 
Paket mungkin hilang selama transportasi karena kongesti jaringan dan kesalahan. Dengan menggunakan kode deteksi kesalahan, seperti checksum, maka protokol transport dapat memeriksa bahwa data tidak rusak, dan memverifikasi penerimaan yang benar dengan mengirim ACK atau pesan NACK ke pengirim. skema mengulangi permintaan otomatis dapat digunakan untuk mengirim ulang data yang hilang atau rusak.
Multiplexing 
Adalah teknik untuk mengirimkan atau menerima beberapa jenis data yang berbeda sekaligus pada saat bersamaan melalui satu media network saja
Service-point addressing
Lapisan transport tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-todestination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port address.
Segmentation dan reassembly.
Sebuah pesan dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
Connection control
Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connectionoriented. 
·         PROTOKOL Protocol yang ada pada transport layer adalah :
1) TCP (Transmission Control Protocol)
2) UDP (User Datagram Protocol) 
·         TCP (Transmission Control Protocol)
Definisi TCP
TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol berorientasi koneksi. TCP menimbulkan overhead tambahan untuk mendapatkan fungsi. Fungsi tambahan yang ditetapkan oleh TCP adalah pengiriman urutan yang sama, pengiriman yang handal, dan flow control. Protokol ini yang menyediakan layanan penuh lapisan transport untuk aplikasi. TCP banyak di gunakan untuk aplikasi Browsing, chatting, e-mail dan sebagainya.  
Karakteristik TCP
1) Reliable berarti data ditransfer ke tujuannya dalam suatu urutan seperti ketika dikirim.
2) berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination).
3) Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung fullduplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk
4) Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat “macet” jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
5) Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
6) Mengirimkan paket secara “one-to-one“: hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. 
Langkah Kerja Protokol TCP
1) Pertama, datagram dibagi-bagi ke dalam bagian-bagian kecil yang sesuai dengan ukuran bandwith (lebar frekuensi) dimana data tersebut akan dikirimkan.
2) Pada lapisan TCP, data tersebut lalu “dibungkus” dengan informasi header yang dibutuhkan. Misalnya seperti cara mengarahkan data tersebut ke tujuannya, cara merangkai kembali kebagian-bagian data tersebut jika sudah sampai pada tujuannya, dan sebagainya.
3) Setelah datagram dibungkus dengan header TCP, datagram tersebut dikirim kepada lapisan IP.
4) IP menerima datagram dari TCP dan menambahkan headernya sendiri pada datagram tersebut.
5) IP lalu mengarahkan datagram tersebut ke tujuannya.
6) Komputer penerima melakukan proses-proses perhitungan, ia memeriksa perhitungan checksum yang sama dengan data yang diterima.
7) Jika kedua perhitungan tersebut tidak cocok berarti ada error sewaktu pengiriman dan datagram akan dikirimkan kembali. 
Kelebihan TCP
1) Protokol yang bisa diarahkan. Artinya ia bisa mengirimkan datagram melalui rute-rute yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat mengurangi kepadatan lalu lintas pada jaringan, serta membantu jika jaringan mengalami kegagalan protocol ini mengarahkan data melalui jalur lain.
2) Memiliki mekanisme pengiriman data yang handal dan efisien.
3) Bersifat open platform atau platform independent yaitu tidak terikat oleh jenis perangkat keras atau perangkat lunak tertentu.
4) Karena sifatnya yang terbuka, bisa mengirimkan data antara sistem-sistem komputer yang berbeda yang menjalankan pada sistem-sistem operasi yang berbeda pula.
5) Terpisah dari perangkat keras yang mendasarinya. Protokol ini dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token ring, X.25, dan bahkan melalui sambungan telepon.
6) Menggunakan skema pengalamatan yang umum, maka semua sistem dapat mengirimkan data ke alamat sistem yang lain.
Kekurangan TCP
a. Memungkinkan buffer overflow attack
b. Denial of sevice menjadikan servis tidak dapat di gunakan lagi. Target denial of service, yaitu koneksi jaringan penghubung antarservis dan user, system operasi yang di gunakan dan aplikasi yang menyediakan servis.
·         UDP (User Datagram Protocol)
Definisi UDP
UDP singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transport TCP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP. UDP memiliki keuntungan pengiriman data yang low overhead. Potonganpotongan komunikasi dalam UDP disebut datagrams. 
Karakteristik UDP
1) Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
2) Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
3) UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. HeaderUDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
4) UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
Contoh Protokol Aplikasi Yang Menggunakan UDP :
1) DNS (Domain Name System) 53
2) SNMP, (Simple Network Management Protocol) 161, 162
3) TFTP (Trivial File Transfer Protocol) 69
4) SunRPC port 111. 
Kelebihan UDP
1) Dapat melakukan pesan broadcast ( karena memang dalam UDP tidak membutuhkan handshaking ) jadi asal dengan kirim saja keseluruhan.
2) Lebih cepat koneksinya karena tidak harus bernegosiasi ( handshaking ) dan juga tidak berurutan pengirimannya.
3) Hemat memori karena tidak rumit dan tidak harus memecah data dulu, seperti mengubah acknowledge.
Kekurangan UDP
1) UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
2) UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar.
3) UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP.
Layanan Yang Tidak Disediakan Oleh UDP
1) UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP 
2) UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmensegmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar
3) UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP
Kegunaan UDP
1) Protokol yang "ringan" (lightweight): Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan aplikasi Domain Name System
2) Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
3) Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol ini adalah protokol Routing Information Protocol (RIP)
4) Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuatkoneksi terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka transmisi broadcastpun dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paketdata ke beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast.Hal ini kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service 
·         PERBEDAAN TCP DAN UDP



Kamis, 07 Februari 2019

TSJ(Network Layer)

NETWORK LAYER 


Network layer Merupakan layer ketiga pada model referensi OSI layer. Network layer, merupakan layer yang mendefinisikan akhir pengiriman paket data dimana komputer mengidentifikasi logical address seperti IP Addreses, bagaimana meneruskan/routing (oleh router) untuk siapa pengiriman paket data. Layer ini juga mendefinisikan fragmentasi dari sebuah paket dengan ukuran unit yang lebih kecil. Router adalah contoh yang tepat dari definisi layer ini. 
Lapisan ini menyediakan teknologi switching dan routing, membuat jalur logis (yang dikenal sebagai sirkuit virtual) untuk transmisi data dari node ke node. Routing dan forwarding adalah fungsi dari lapisan ini, serta pengalamatan, internetworking, error handling, kontrol kongesti dan sequensi paket. 


FUNGSI-FUNGSI NETWORK LAYER 


Memahami Proses Data Berjalan Dari satu Jaringan ke Jaringan Lainnya
Fungsi utama dari layer tiga, yaitu layer Network adalah pada referensi model OSI untuk enable message untuk melewati antar jaringan local yang terhubung, yang biasanya lebih banyak jaringan lewat link WAN. Piranti-piranti, protocol-protocol, dan programprogram yang berjalan pada layer Network bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan, memilah, dan mengarahkan traffic yang melalui antar-jaringan.
Jaringan menjelaskan beberapa kumpulan dari piranti terhubung bersama-sama untuk berbagi informasi dan resources dan juga saling berkomunikasi. Secara fisik, jaringanjaringan diidentifikasikan oleh segmen-segmen media transmisi dan juga oleh addressaddress jaringan.

Subneting Jaringan
Suatu jaringan didefinisikan oleh address jaringannya. Address jaringan dapat mempunyai arti baik internal maupun external. Dilihat dari luar (jaringan tersebut), sebuah address jaringan dapat mengidentifikasikan suatu jaringan dibawah satu administrasi. Secara internal, jaringan itu sendiri dapat dibagi kedalam beberapa jaringan, dimana masing-masing mempunyai address jaringannya sendiri-sendiri. Hal ini disebut sebagai “subneting”.

Subneting Layer Network
Dari luar jaringan ini terlihat sebagai satu address jaringan yang di manage oleh satu organisasi. Akan tetapi secara internal, jaringan ini mempunyai banyak subnet-subnet. Setiap subnet tidak dapat berkomunikasi satu sama lain, akan tetapi dengan router-router semua piranti bisa melakukan komunikasi satu sama lain antar jaringan (sesuai dengan rule security yang dibuat). Router-router menghubungkan jaringan-jaringan, segmen jaringan dengan address-address yang berbeda.

Addres Layer Network
Pada layer Data Link, address-address mengidentifikasikan masing-masing piranti fisik. Jika anda paham dengan NIC adapter pada komputer, mempunyai address MAC yang unik. Akan tetapi mengidentifikasikan address fisik tersebut belumlah cukup untuk bisa melakukan komunikasi dan melakukan routing antar-jaringan. Kemampuan untuk melakukan routing antar jaringan tergantung identifikasi jaringan-jaringan. Hal ini bisa dilakukan dengan addressing jaringan, disebut juga logical addresses untuk membedakan mereka dari address fisik yang dipakai pada layer Data Link. Logical addresses meng-identifikasikan kedua segmen address jaringan, dan address piranti itu sendiri, walaupun piranti mempunyai address fisik juga.
Address jaringan secara tipical berisi dua komponen: sebuah address segmen jaringan, dan sebuah address logical piranti, keduanya digunakan untuk mengarahkan (route) messages.

Addresing layer Network
Berikut ini mengilustrasikan bagaimana sebuah komputer A pada jaringan AA ingin mengirim pesan kepada komputer D pada jaringan CC.

1. Pertama-pertama paket sampai pada layer Network pada komputer A. Piranti komputer tersebut menambahkan address tujuan (piranti D pada jaringan CC). Piranti ini juga menambahkan address asal (piranti A dan jaringan AA) sehingga piranti penerima dapat membalas seperlunya. Sekarang paket pesan berisi D|CC|A|AA (yaitu address tujuan dan address asal).
2. Pada layer Data Link piranti ini menambahkan address pirantinya sendiri (30) dan juga address piranti pada hop berikutnya (40). Sekarang paket berisi 30|40|D|CC|A|AA.
3. Paket sampai pada router B dan router B memeriksa address Data Link tujuan pada paket tersebut dan ternyata ditujukan pada nya, maka router B tersebut melepas address Data Link layer. Kemudian router B ini memeriksa address Network layer tujuan. Ternyata address network layer ini tidak berada pada jaringan router B.
4. Kemudian router memaket ulang address layer Data Link tujuan dan juga address Piranti dirinya sendiri (40) dan juga address piranti pada hop router C berikutnya (50). Sekarang paket tersebut berisi 40|50|D|CC|A|AA, kemudian paket berjalan menuju ke router C.
5. Router C menerima paket tersebut dan menghapus address piranti (40|50), dan memeriksa address jaringan tujuan dan diketahui bahwa address jaringan ada pada jaringan dia sendiri sementara address layer Data Link tujuan adalah piranti D. kemudian memaket ulang pada layer Data Link dan menambahkan address piranti dirinya sendiri (50) dan juga address piranti tujuan (60). Sekarang paket berisi 50|60|D|CC|A|AA dan kemudian paket berjalan menuju ke komputer D.
6. Komputer D menerima paket dan menghapus address layer Data Link, address aslinya A|AA dan address tujuan D|CC tersimpan di layer Network. sampailah data yang dikirim dari komputer A ke komputer D.

Point-point berikut perlu dipahami mengenai bagaimana paket berjalan menuju address tujuan melintasi suatu rute antar-jaringan.
1. Kedua address physical layer Data Link dan address logical layer Network digunakan dalam proses pengiriman.
2. Address Network berisi kedua address logical Network dan address logical piranti.
3. Address asal dan address tujuan dari masing-masing address logical Network dan juga address logical piranti keduanya ada didalam paket.
4. Address layer Data Link tujuan menunjukkan address physical (MAC address) dari piranti pada hop berikutnya.
5. Address layer Data Link tujuan pada paket berubah ketika paket dikirim dari satu hop ke hop berikutnya.
6. Address Network tujuan menunjukkan address dari piranti tujuan terakhir.
7. Address Network tetap konstan ketika paket berjalan menuju dari hop ke hop.
8. Address Network menunjukkan kedua address logical jaringan dan logical piranti.

Switching 
Disamping routing, fungsi lain dari layer Network ini adalah Switching.

1. Kemampuan dari sebuah router untuk menerima data pada satu port dari satu jaringan dan mengirim nya keluar port yang lain pada jaringan lainnya.
2. Memindahkan data antara jaringan-2 terhubung untuk mencapai tujuan akhir.

Ada dua metoda bagaimana paket-paket berjalan melalui suatu jaringan yang kompleks, switching circuits, dan paket switching.

Circuit Switching mempunyai karakteristik berikut:
1. Jalur ditentukan dari start ke finish.
2. Jalur harus terbentuk terlebih dahulu sebelum dimulainya komunikasi.
3. Mirip seperti setting panggilan, dan menggunakan technology yang sama yang digunakan sebagai jaringan telpon.
4. Semua paket mengambil jalur yang sama.
5. Jalur adalah dedicated untuk conversation, dan harus dibuka tutup setiap saat.
6. Menggunakan suatu Switched Virtual Circuit (SVC) antar piranti.

Koneksi WAN yang menggunakan jenis circuit switched ini adalah ISDN switched network. Packet Switching mempunyai karakteristik berikut:
1. Jalur ditentukan saat komunikasi terjadi.
2. Pembentukan jalur koneksi tidak perlu sebelum memulai mengirim data.
3. Packet Switching selalu ON dan tidak perlu dibangun lagi untuk setiap sessi.
4. Setiap paket bisa mengambil jalur yang berbeda.
5. Setiap jalur bisa juga dipakai oleh piranti lainnya pada saat bersamaan.
6. Menggunakan suatu virtual circuit permanent (PVC) antar piranti



PROTOCOL-PROTOCOL ROUTING 
Protocol-protocol layer Network adalah proses software yang melakukan fungsi routing antar-jaringan. Suatu router Cisco dapat menjalankan beberapa protocol layer Network sekaligus dimana setiap protocol berjalan independen satu sama lain. Suatu protocol routing adalah protocol layer Network sesungguhnya yang menjalankan fungsi routing antar jaringan. Protocol routing mempelajari dan berbagi informasi routing antar-jaringan, dan membuat keputusan-keputusan tentang jalur mana yang akan dipakai. Protocol-protocol routing meliputi yang nerikut:

1. Routing Information protocols (RIP)
2. Interrior Gateway Routing Protocol (IGRP)
3. Open shortest path first (OSPF)
4. Netware link service protocol (NLSP)
Protocol yang bisa diarahkan (Routed Protocol)

Suatu routed protocol adalah suatu protocol upper-layer yang dapat dilewatkan antarjaringan. Suatu protocol yang bisa dilewatkan harus berisi informasi address layer Network. Protocol-protocol yang bisa di-route dilewatkan antar-jaringan oleh protocol-protocol yang meliputi: IP; IPX; AppleTalk; dan juga DECNet.
Protocol yang tidak dapat dilewatkan (Non-Routable Protocols)
Tidak semua protocol bisa dilewatkan atau diarahkan, yang merupakan protocolprotocol yang tidak bisa dilewatkan yang mana:

1. Tidak mendukung data layer Network; tidak berisi address-address logical.
2. Menggunakan Static route-route yang sudah didefinisikan yang tidak bisa diubah.

Sebagai Contoh:
1. NetBIOS (Network Basic Input / Output)
2. NetBEUI (NetBIOS Extended User Interface)
3. LAT (Local Area Transport)


ALAT-ALAT DALAM NETWORK LAYER 
1. NIC
NIC (Network Interface Card) merupakan peralatan yang langsung berhubungan dengan komputer dan didesain agar komputer dapat saling berkomunikasi. NIC juga menyediakan akses ke media fisik jaringan, dimana setiap bit bit data seperti tegangan listrik, arus, gelombang elektromagnetik, besaran fisik lainnya di bentuk dan selanjutnya akan di tentukan oleh NIC. NIC adalah contoh perangkat yang bekerja pada layer pertama atau layer physical.
2.  Repeater
Repeater merupakan salah satu contoh aktif hub, repeater merupakan alat yang dapat menerima sinyal sinyal kemudian memperkuat dan mengirimkannya kembali sinyal tersebut ke tempat lain sehingga dapat menjangkau area yang lebih luas. Repeater termasuk peralatan yang bekerja pada layer physical.
3. Hub Merupakan peralatan yang dapat menggandakan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke semua port yang ada pada hub tersebut. Hub di pakai pada jaringan topologi star dan bekerja pada layer data link.
4. Bridge
Bridge merupakan peralatan yang dapat menggabungkan beberapa segmen dalam sebuah jaringan. Beda halnya dengan hub, bridge dapat mempelajari MAC Address tujuan. Sehingga apabila data dikirim melalui bridge maka data tersebut akan dikirim ke komputer yang menjadi tujuannya saja. Bridge bekerja pada layer data link.
5.  Switch
Switch memiliki beberapa kelebihan yakni dalam hal forwarding method paket yang akan dilewatkan. Ada emapat jenis forwarding method yang dimiliki switch:

- Strore and forward
- Fragment free
- Cut through
- Adaptive switching

6. Router
Router adalah peralatan jaringan yang dapat menggabungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain. Jika di amati router mirip dengan bridge, namun dalam kasusnya router lebih “cerdas” dibanding bridge. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memorinya untuk membuat keputusan ke mana dan bagaimana paket akan dikirim melalui rute yang terbaik. Router bekerja pada layer network.

Sumber: universitasgunadarma/jaringankomputer/disusun;maylanilestari,dandoridwanto,lukmanhakim,lukmansudibyo,rickymardhani,3ka19/2012-2013.

Minggu, 03 Februari 2019

TSJ (Data Link Layer)

DATA LINK LAYER 


Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.

Gambar 1. Data Link Menyiapkan Data Jaringan untuk Physical Layer 

Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak: beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan menggunakan checksumming). Pada kasus
kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_data-link)

Data Link Layer menyediakan sarana untuk bertukar data melalui sebuah media lokal. Data Link Layer melakukan dua layanan dasar :
• Memungkinkan lapisan atas untuk mengakses media dengan menggunakan teknik seperti framing.
• Mengendalikan bagaimana data ditempatkan pada media dan diterima dari media menggunakan teknik seperti media access control dan error detection.

Ada istilah khusus untuk layer ini, seperti :
• Frame - Data Link layer PDU (Protocol Data Unit = Output dari protokol yang berbeda di setiap layer)
• Node - Layer 2 notasi untuk perangkat jaringan yang terhubung ke media umum
• Media / medium (physical) * - Physical berarti untuk transfer informasi antara dua node
• Jaringan (physical) ** - Dua atau lebih node yang terhubung ke media umum

Data Link Layer bertanggung jawab untuk pertukaran frame antara node atas media jaringan fisik.


Gambar 2. Data Link Layer Terms 

Protokol Layer 2 menentukan enkapsulasi dari paket ke dalam frame dan cara untuk mendapatkan paket enkapsulasi dan menonaktifkan setiap media. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan frame dan menonaktifkan media disebut metode media akses kontrol.


Gambar 3. Data Link Layer Sevices 

Flow Control 
Adalah suatu teknik untuk memastikan / meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima. 

Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data. 

Bentuk sederhana dari flow control, yaitu stop-and-wait flow control
Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu sampai menerima acknowledgment sebelum mengirim frame berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan aliran data dengan tidak memberi acknowledgment.

Untuk blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-blok yang lebih kecil dan mentransmisi data dalam beberapa frame. Hal ini dilakukan dengan alasan : 
1. Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data yang akan ditransmisi ulang. 
2. Pada suatu multipoint line. 
3. Ukuran buffer dari receiver akan terbatas. 

Efek dari pertambahan delay dan kecepatan transmisi 
Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame f1,f2,…,fn, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi : 

Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2. 
S2 merespon dengan f1. 
S1 mengirim suatu acknowledgment. 
S2 mengirim f2. 
S1 meng-acknowledgment.  .  .
S2 mengirim fn. 
S1 meng-acknowledgment. 

Protocol Sliding Window  
Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai berikut : 
Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame. Dan A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu acknowledgement. Tiap frame diberi label nomor tertentu. B mengakui suatu frame dengan mengirim suatu acknowledgement yang mengandung serangkaian nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk multiple frame acknowledge. 

Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window : satu untuk transmisi data dan yang lain untuk menerima. Teknik ini dikenal sebagai piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masing-masing secondary untuk transmisi dan menerima. 

Error Control  

Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame.  Ada 2 tipe error yang mungkin : 
1. Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain 
2. Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error. 

 Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut : 
1. Deteksi error, dipakai CRC.
2. Positive acknowledgment : tujuan mengembali-kan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error.
3. Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan. 
4. Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi. Sumber mentransmisi ulang beberapa frame. 

 Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi : 
1. Stop and wait ARQ. 
2. Go-back-N ARQ. 
3. Selective-reject ARQ. 

Stop and wait ARQ 
Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut. 
Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame 1 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1.
 
Go-back-N ARQ 
Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya. 

Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian : 
1. Frame yang rusak. Ada 3 kasus : 
 1) A mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error dan telah menerima frame (i-1) secara sukses. B mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa frame i ditolak. Ketika A menerima NAK ini, maka harus mentransmisi ulang frame i dan semua frame berikutnya yang sudah ditransmisi. 
 2) Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1) diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi. 
 3) Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera mengirim frame-frame tambahan. B tidak menerima apapun dan mengembalikan baik ACK atau NAK. A akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame i. 

1. ACK rusak. Ada 2 kasus : 
 1) B menerima frame i & mengirim ACK (i+1), yang hilang dalam transmisi. Karena ACK dikomulatif, hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah ACK yang berikutnya untuk sebuah frame berikutnya yang akan melaksanakan tugas dari ACK yang hilang sebelum waktunya habis. 
 2) Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame i dan semua frame-frame berikutnya. 

1. NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan waktu (time out) pada serangkaian frame dan mentransmisi ulang frame tersebut berikut frame-frame selanjutnya. 

Selective-reject ARQ 
Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau waktu habis. 
Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran window sebesar 7 : 
1. Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B.
2. Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame.
3. Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang.
4. Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0.
5. Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame 7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru, diterima. 

 Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah range penomoran. 

Protokol-Protokol Data Link Control  
Untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data link, termasuk : 
♦ Point to point dan multipoint links. 
♦ Operasi Half-duplex dan full-duplex. 
♦ Interaksi primary-secondary (misal : host-terminal) dan peer (misal : komputerkomputer). 
♦ Link-link dengan nilai a yang besar (misal : satelit) dan kecil (misal : koneksi langsung jarak pendek).   

Sejumlah protokol-protokol data link control telah dipakai secara luas dimana-mana : 
♦ High-level Data Link Control (HDLC). 
♦ Advanced Data Communication Control Procedures. 
♦ Link Access Procedure, Balanced (LAP-B). 
♦ Synchronous Data Link Control (SDLC). 




Sub Layer Data Link 
1. Media Access Control (MAC) 

Media Access Control (MAC) adalah identifikasi untuk ditugaskan untuk antarmuka jaringan komunikasi pada segmen jaringan fisik. Secara logis, alamat MAC yang digunakan dalam Media Access Control protokol sub-layer dari model referensi OSI. Alamat MAC yang paling sering diberikan oleh produsen kartu interface jaringan (NIC) dan disimpan dalam perangkat keras, memori kartu read-only, atau beberapa mekanisme firmware lain. Jika ditugaskan oleh produsen, alamat MAC biasanya encode nomor identifikasi terdaftar pabrikan. Ini mungkin juga dikenal sebagai alamat hardware Ethernet (EHA), alamat hardware, alamat adaptor, ataualamat fisik. Alamat MAC yang dibentuk sesuai dengan aturan salah satu dari tiga ruang nama penomoran dikelola oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE): MAC-48, EUI-48, dan EUI-64. IEEE mengklaim merek dagang pada nama EUI-48 dan EUI-64, dimana EUI merupakan singkatan dari Extended Unique Identifier. Meskipun dimaksudkan sebagai identifikasi unik dan global permanen, adalah mungkin untuk mengubah alamat MAC pada sebagian besar hardware hari ini, tindakan sering disebut sebagai spoofing MAC. Tidak seperti spoofing alamat IP, di mana pengirim spoofing alamat mereka dalam permintaan langsung penerima ke pengirim respon di tempat lain, di alamat MAC spoofing respon diterima oleh pihak spoofing. Namun, MAC address spoofing terbatas pada lokal domain broadcast . Sebuah host tidak dapat menentukan dari alamat MAC dari host lain apakah host yang ada di link yang sama ( segmen jaringan ) sebagai tuan rumah pengiriman, atau pada segmen jaringan bridge ke segmen jaringan. Dalam TCP/IP jaringan, alamat MAC dari interface dapat di-query mengetahui alamat IP menggunakan Address Resolution Protocol (ARP) untuk Internet Protocol Version 4 (Ipv4) atau (NDP) untuk IPv6 . Pada jaringan siaran, seperti Ethernet, MAC address unik mengidentifikasi setiap node pada segmen tersebut dan memungkinkan frame yang akan ditandai untuk host tertentu

2. Logical Link Control (LLC) 

Logical Link Control (LLC) adalah salah satu dari dua buah sub-layer dalam lapisan data link, selain lapisan Media Access Control (MAC), yang digunakan dalam Jaringan Local Area Network (LAN). LLC merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802, dan protokolnya dibuat berdasarkan protocol High-Level Data Link Control (HDLC). Kadang-kadang, LLC juga merujuk kepada protocol IEEE 802.2, yang merupakan protokol LAN yang paling umum diimplementasikan pada Lapisan LLC.

Fungsi lapisan MAC adalah mengkoordinasikan akses langsung terhadap lapisan fisik dengan tergantung metode media access controlnya, seperti Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CD), Token Passing, Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CA). LLC kemudian menggunakan layanan yang disediakan MAC ini untuk menyediakan dua jenis operasi yang berjalan di atas lapisan data-link ke lapisan jaringan yang berada di atasnya, yakni LLC1 (atau disebut juga LLC Type 1) yang digunakan untuk komunikasi secara conection loss dan LLC2 (atau disebut juga LLC Type 2) yang digunakan untuk komunikasi secara connection oriented. 




DAFTAR ISTILAH 
 
1. ARP = Address Resolution Protocol disingkat ARP adalah sebuah protokol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggungjawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media Access Control (MAC Address).
2. CSMA/CD = Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection atau sering disingkat menjadi CSMA/CD adalah sebuah metode media access control (MAC) yang digunakan oleh teknologi jaringan Ethernet. Dengan metode ini, sebuah node jaringan yang akan mengirim data ke node tujuan pertama-tama akan memastikan bahwa jaringan sedang tidak dipakai untuk transfer dari dan oleh node lainnya. Jika pada tahap pengecekan ditemukan transmisi data lain dan terjadi tabrakan (collision), maka node tersebut diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada selang waktu berikutnya yang dilakukan secara acak (random). Dengan demikian maka jaringan efektif bisa digunakan secara bergantian.
3. CSMA/CA = Carrier Sense Multiple Access/Collision Avoidance, protokol contention pada jaringan yang bisa melakukan analisa kondisi jaringan untuk menghindari collisions, tidak seperti CSMA/CD yang memakai pengaturan transmisi jaringan ketika terjadi collisions. CSMA/CA mengkonsumsi traffic karena sebelum ada data ditransmisikan ia akan mengirim sinyal broadcast pada jaringan untuk mendeteksi skenario atau kemungkinan terjadinya collision dan memerintahkan semua perangkat untuk tidak broadcast.
4. Ethernet = Ethernet adalah sistem jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox. Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) yang dikembangkan tahun 1960 pada proyek wireless ALOHA di Hawaii University diatas kabel coaxial. Standarisasi sistem ethernet dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. (lihat Tabel 2.) Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 sampai 100 Mbps. Saat in yang umum ada dipasaran adalah ethernet berkecepatan 10 Mbps yang biasa disebut seri 10Base. Ada bermacam-macam jenis 10Base
diantaranya adalah : 10Base5, 10Base2, 10BaseT, dan 10BaseF yang akan diterangkan lebih lanjut kemudian.


Sumber : 
• Modul CISCO CCNA Exploration 1 v.4 Chapter 7 – Data Link Layer
• http://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_data-link
• http://nryulia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5162/Komdat5_datalink+kont rol.doc
• http://blog.unsri.ac.id/userfiles/file/09080303030%20Hendra%20Eko%20saputra/ Pengertian_LLC_&_MAC.pdf
• http://id.wikipedia.org
• http://esdbo.multiply.com/journal/item/8/tentang_csmaca_dan_csma_cd

TSJ(Physical Layer)

PHYSICAL LAYER 

Oleh : Reza Chandra 


Tujuan Physical Layer 

Menerima suatu frame yang sudah lengkap dari Data Link Layer dan mengencodenya sebagai suatu seri dari sinyal yang ditansmisikan ke media lokal (Membuat sinyal elektrik, optik, atau microwave yang merepresentasikan bit dari setiap frame).


Gambar 1. Media jaringan berada pada layer ini (kabel, microwave, fiber optic) 


Elemen-elemen Physical Layer

Pengiriman frame ke media lokal mensyaratkan elemen dari physical layer, yaitu :
 1. Media fisik dan konektor terkait (Misalnya Kabel UTP dengan konektor RJ-45)
 2  Representasi bit di media
 3. Encoding data dan kontrol informasi
 4.  Jalur transmitter dan receiver pada perangkat jaringan

Gambar 2. Alur jaringan komputer 

Bentuk Media Jaringan 

Ada 3 bentuk dasar media jaringan dalam membawa data, yaitu :
 1. Copper Cable (Sinyal dalam bentuk elektrik)
 2.Wireless (Sinyal dalam bentuk radio transmisi / microwave)
 3. Fiber (Sinyal dalam bentuk cahaya terang - cahaya redup)

Gambar 3. Representasi sinyal dari tiap-tiap media 

Standar Hardware 

Physical layer bermain dengan hardware, maka dari itu diperlukan standar baku untuk hardware agar physical layer dapat menjalankan tugasnya. Standar-standar tersebut dibuat oleh :
1. The International Organization for Standardization (ISO)
2. The Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE)
3. The American National Standards Institute (ANSI)
4. The International Telecommunication Union (ITU)
5. The Electronics Industry Alliance/Telecommunications Industry Association (EIA/TIA)
6. National telecommunications authorities such as the Federal Communication Commission (FCC) in the USA.


Media fisik yang berbeda mempengaruhi dalam kecepatan transfer data. Transfer data dapat diukur melalui 3 cara, yaitu :
1. Bandwidth
2. Throughput
3. Goodput

Bandwidth
Bandwidth sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lebar_pita)



Tabel 1. Keterangan Panjang & Kecepatan Maksimum Media Jaringan 




Throughput 

Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file (Sumber : http://borix69.wordpress.com/2007/12/22/mengenalbandwith-dan-throughput/)
Beberapa faktor yang menentukan bandwidth dan throughput adalah :
1. Piranti jaringan
2. Tipe data yang ditransfer
3. Topologi jaringan
4. Banyaknya pengguna jaringan
5. Spesifikasi komputer client/user
6. Spesifikasi komputer server
7. Induksi listrik dan cuaca

Goodput 

 Goodput adalah pengukuran transfer data yang dipakai pada periode waktu  tertentu.

Gambar 4. Goodput dan Throughput dalam transfer data 

>>>>>00000<<<<< 

Sabtu, 19 Januari 2019

TSJ(OSI Model)


Penjelasan Tentang OSI Model

OSI model

OSI model selalu tampil dalam bahasan materi jaringan komputer. Bahkan menjadi satu fondasi terpenting yang harus dipahami, terutama ketika belajar CCNA.
Padahal. Faktanya, networking model satu ini dalam prakteknya tidak digunakan, bahkan tidak pernah menjadi standar networking model.
Aneh ya?
Lantas, untuk apa kita capek capek memahami OSI model?
Dibawah kamu akan mengetahui alasannya, meski sedikit sudah saya jelaskan di bab sebelumnya.
Kali ini kita akan membahas tentang sejarah OSI model dan manfaatnya, 7  layer OSI dan cara kerjanya serta proses enkapsulasinya.
Ini adalah Bab ke 3 dari Seri Materi Networking Model.
… dan materinya 89% mirip dengan bab sebelumnya sehingga tidak saya ulang disini.
Oleh karena itu,
Sebelum melanjutkan, saya sarankan kamu sudah memahami 2 bab yang sudah kita bahas sebelumnya:

Open Systems Interconnection (OSI) Reference Model

Akhir 1970, sebuah organisasi yang bernama International Organization for Standardization atau ISO berinisiatif untuk membentuk sebuah standar jaringan komputer.
Awal mulanya karena kondisi dunia jaringan komputer pada masa itu masih acak-acakan. Setiap vendor menggunakan standar networking model mereka sendiri.
Fungsi OSI model
Satu masalah terbesar adalah adanya kesulitan ketika menghubungkan 2 perangkat dari vendor yang berbeda. Kala itu Internet Suite (yang sekarang kita kenal dengan TCP/IP) juga masih dalam perkembangan yang sulit.
Disinilah OSI model terbentuk dengan membuat aturan-aturan yang terdiri atas 7 lapisan. Ini kita kenal dengan 7 layer OSI, atau OSI Layer.

Kenapa OSI Model Tidak Menjadi Standar?

Alasannya karena OSI model ini sifatnya sangat formal, sehingga perkembangannya pun sulit. Makanya TCP/IP menjadi lebih berkembang dan digunakan.
Kutipan dari Buku Kurosse Ross “… in fact, the inventors of the original OSI model probably did not have the Internet in mind when creating it.”
Yep, masa itu adalah masa-masa perkembangan dunia internet, yang pengembangannya dipimpin oleh ARPANET, induk TCP/IP itu sendiri.

Lantas, apakah saya perlu memahami OSI model?

Jawabannya, ya. Sangat perlu.
Sebenarnya secara konsep dasar, OSI model dan TCP/IP model memiliki tujuan dan cara kerja yang sama, yakni memiliki lapisan dan setiap lapisan mendefinisikan protocol yang berjalan di dalamnya.
Lanjutan kutipan diatas “Nevertheless, beginning in the late 1970s, many training and university courses picked up on the ISO mandate and organized courses around the seven-layer model”
“Because of its early impact on networking education, the seven-layer model continues to linger on in some networking textbooks and training courses.”
Yep, kita ketahui sendiri hingga sekarang, referensi jaringan komputer sekarang tetap mengacu ke OSI model.
Oleh karena itu, jangan heran kalau orang-orang masih asik menyinggung OSI layer.

OSI Sebagai Reference Model

Saat kita berbicara tentang layer 2, kita semua sepakat bahwa yang dimaksud adalah “layer 2 data link”, lalu berfikir… oh itu switch.
Begitu pula saat kita berbicara tentang layer 3, tentulah kita mengerti bahwa yang dimaksud adalah “layer 3 network”, kemudian paham… oh mengacu ke router dan packeting.
Begitu bukan? Sama juga hal nya saat kita berbicara tentang “layer 4 transport”, tidak lain yang kita pahami adalah TCP dan UDP.
Perbedaan OSI dan TCP/IP
Ini akan menjadi berbeda di TCP/IP, tergantung version yang kita maksud. Layer 2 di TCP/IP, bisa jadi internet layer, bisa jadi data link layer.
Begitu juga layer 3 di TCP/IP, bukan network layer, melainkan transport layer.
Berikut kesimpulan yang bisa kita ambil:
  1. OSI dijadikan referensi saat kita berbicara tentang networking model. Baik nama layernya maupun urutan layernya.
  2. Perangkat sekarang berjalan di TCP/IP, bukan OSI, sesuai alasan yang sudah saya jelaskan diatas.

7 Lapisan OSI dan Protokolnya

Sebelum mensimulasikannya secara langsung, pastikan kamu sudah memahami fungsi 7 layer OSI dan protokol-protokolnya. Seperti berikut:
OSI model: devices and protocols
Sekali lagi saya tekankan, dalam pembelajaran, kita mengacunya ke OSI model. Di ujian CCNA juga seperti itu, saat menyinggung networking model pasti yang dimaksud adalah OSI model.
Cara menghapalnya gampang, kamu bisa menggunakan singkatan seperti ini:
  • All People Seems TNeed Data Processing (layer 7 ke layer 1)
  • People DNeed To See Pamela Andreson (layer 1 ke layer 7)
  • .. atau yang lebih eksterm, APSTNDP.
    dah
Intinya harus hafal 😛

Fungsi Lapisan OSI Model

Application layer:
Menyediakan antarmuka antara aplikasi dan protokol. Misal browser dengan http. Putty dengan telnet. dst.
Presentation layer:
Mendefinisikan dan menentukan format seperti ASCII, text, binary, JPEG. Juga enkripsi.
Session layer:
Mendefinisikan bagaimana komunikasi dimulai, dikontrol dan dihentikan (oleh karena itu disebut session).
Transport layer:
Host to host connection, pembentukan koneksi, disini terjadi error recovery dan flow control.
Network layer:
Memiliki 3 fungsi utama, pengalamatan logic, routing, dan menentukan rute terbaik.
Data link layer:
Menentukan aturan ketika perangkat mengirim data melalui media kabel/nirkabel.
Physical layer:
Menentukan karakteristik fisik media, seperti nilai tegangan, konektor, jumlah pin, dst.
Dari layer teratas hingga layer 3 network, saya sudah menjelaskan detil cara kerjanya di bab sebelumnya dengan skenario HTTP, DNS, hingga pengiriman packet.
Untuk layer 1 dan layer 2 , bisa dengan memahami perbedaan cara kerja hub dan switch, serta router. Pastikan kamu sudah memahami benar-benar tentang collision domain dan broadcast domain.
Kamu dapat membacanya di tulisan: “Dasar Jaringan Komputer“.

Proses Enkapsulasi dan Deenkapsulasi di OSI Model

Jika di TCP/IP menggunakan istilah packet, frame, segment, bits. Di OSI kita menggunakan istilah PDU (Protocol Data Unit).
Nah, disinilah term OSI tidak memenangkan pasar 😀
Siapa yang mengerti kalau kita bilang l2pdu, l3pdu, jarang yang paham. Sebaliknya kita gunakan istilah frame atau packet.
OSI memiliki term mereka sendiri.

OSI protocol suite
https://www.cisco.com/cpress/cc/td/cpress/fund/ith2nd/it2432.htm

Meski begitu, bukan berarti berbeda arti. L3pdu tetaplah kita kenal dengan packet, l4pdu adalah segment. Begitu seterusnya.
Proses enkapsulasi dan deenkapsulasinya tidak ada beda dengan yang sudah saya bahas di bab TCP/IP.

OSI Encapsulation
http://www.ciscopress.com/articles/article.asp?p=1757634

Manfaat Menjadikan OSI Model Sebagai Acuan Pembelajaran

Mungkin kamu berfikir, “kalau yang dipakai TCP/IP, kenapa kita sampai saat ini mengacunya ke OSI model”. Kenapa tidak migrasi saja sepenuhnya ke TCP/IP.
Berikut alasannya:
  1. Jika kamu sudah menyelesaikan bab sebelumnya tentang TCP/IP, kita ketahui bahwa TCP/IP sangat kompleks.
  2. Sedangkan OSI model bersifat lebih less-complex.
  3. Jadi, pemahaman cara kerja, proses enkapsulasi dan deenkapsulasinya sering mengacu ke OSI agar lebih mudah dipahami.
sumber: http://ngonfig.net/osi-model.html